QS.ALI ‘IMRAN AYAT 169-170
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا
.بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
(wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un ‘inda rabbihim yurzaqụn)
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”
فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟
.بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanụn)
“Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
TAFSIR ULAMA TENTANG SURAH ALI ‘IMRAN AYAT 169-170
1. Tafsir Al-Mukhtashar
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram.
- Janganlah kamu -wahai Nabi- mengira bahwa orang-orang yang terbunuh dalam berjihad di jalan Allah itu mati. Sesungguhnya mereka itu hidup secara khusus di sisi Rabb mereka di tempat kehormatan-Nya. Mereka diberi rezeki dari beragam kenikmatan yang hanya diketahui oleh Allah.
- Sungguh kebahagiaan telah menyelimuti jiwa mereka dan kegembiraan telah melingkupi hati mereka berkat anugerah yang Allah limpahkan kepada mereka. Mereka terus berharap dan menunggu saudara-saudara mereka yang masih ada di dunia akan menyusul mereka. Karena jika mereka terbunuh di medan jihad, mereka akan mendapatkan anugerah seperti mereka. Tidak ada kecemasan terhadap mereka dalam menghadapi urusan Akhirat yang akan mereka hadapi. Dan mereka tidak bersedih hati atas kekayaan duniawi yang luput dari mereka.
2. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah.
- وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا۟ (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur)
Yakni dari golongan orang-orang beriman yang gugur di perang Uhud, dan bergitu pula bagi yang gugur dipeperangan lainnya.
فِى سَبِيلِ اللهِ (di jalan Allah)
Yakni untuk meninggikan kalimat Allah dan untuk menolong agama-Nya.
أَمْوٰتًۢا ۚ (mati)
Yakni janganlah kalian kira bahwa orang yang gugur secara syahid itu mati.
بَلْ أَحْيَآءٌ (bahkan mereka itu hidup)
Yakni dengan kehidupan yang sebenarnya.
Disebutkan bahwa ruh mereka berada di dalam perut burung hijau. Dan mereka didalam surga mendapat rezeki dan menikmati makanan, dan itu bukanlah hal yang tidak mungkin karena dalam pandangan kita mereka mati namun mereka hidup di kehidupan barzakh yang merupakan sesuatu yang ghaib.
عِندَ رَبِّهِمْ (disisi Tuhannya)
Yakni di dekat-Nya dalam negeri kemuliaan.
يُرْزَقُونَ (dengan mendapat rezeki)
Yakni mereka mendapat rezeki dari Allah berupa makanan dan minuman.
- فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ اللهُ (Mereka dalam keadaan gembira disebabkan apa yang diberikan-Nya kepada mereka)
Yakni disebabkan apa yang Allah kirimkan berupa kemuliaan mendapatkan kesyahidan dan kehidupan mereka yang hakiki serta rezeki yang sampai kepada mereka dari Allah.
وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟ بِهِم (dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka)
Yakni para saudara mereka dari kalangan orang-orang beriman yang belum gugur ketika itu.
أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati)
Yakni mereka bergembira pada orang setelah mereka yang gugur di jalan Allah atau yang meninggal dalam keadaan beriman bahwa bagi mereka tidak ada kekhawatiran dan tidak pula rasa sedih hati.
3. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 169.
Dan jangan sekali-kali kamu sekalian mengira bahwa orang-orang yang gugur sebagai syuhada di jalan Allah itu mati dalam arti tidak dapat bergerak kesana kemari dan tidak tahu keadaan orang yang ditinggalkan. Tetapi sebenarnya mereka itu hidup dengan kehidupan lain di sisi tuhannya di alam barzakh, bahkan dapat bergerak dan mengetahui keadaan orang yang ditinggalkan. Mereka mendapat rezeki berupa kehidupan istimewa yang penuh dengan kenikmatan di dalamnya dan kedudukan mulia dari sisi Allah. Mereka yang gugur sebagai syuhada bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya berupa kenikmatan surga, dan mereka bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang melanjutkan perjuangan, yang belum menyusul mereka sebagai syuhada. Mereka pun berharap agar kaum muslim yang masih hidup juga memperoleh kedudukan mulia di sisi Allah. Diberitakan bahwa tidak ada kekhawatiran pada mereka sedikit pun tentang huru-hara hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati akibat dosa-dosa yang dahulu pernah mereka khawatirkan, sebab Allah telah mengampuni kesalahan mereka.
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 170
Mereka yang gugur sebagai syuhada bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya berupa kenikmatan surga, dan mereka bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang melanjutkan perjuangan, yang belum menyusul mereka sebagai syuhada. Mereka pun berharap agar kaum muslim yang masih hidup juga memperoleh kedudukan mulia di sisi Allah. Diberitakan bahwa tidak ada kekhawatiran pada mereka sedikit pun tentang huru-hara hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati akibat dosa-dosa yang dahulu pernah mereka khawatirkan, sebab Allah telah mengampuni kesalahan mereka bahkan mereka, para syuhada, bergirang hati dengan nikmat dan karunia dari Allah berupa kebahagiaan hakiki, ketenangan jiwa, kehidupan yang menyenangkan dan abadi. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman, karena Allah tidak menggugurkan atau mengurangi amal perbuatan seseorang, selama dia benar-benar beriman dan ikhlas dalam beramal.
KESIMPULAN
Penafsiran pada surah Ali ‘Imran ayat 169-170 tersebut diatas berdasarkan pada kitab tafsir karangan ulama yang mumpuni di bidang Tafsir Al-Qur’an. Saya rangkum penafsirannya dari sebuah sumber yang bisa dijadikan rujukan para asatidzah maupun tholibul ilmi yaitu dari sebuah situs www.tafsirweb.com yang merupakan website khusus kumpulan tafsir al-Qur’an terlengkap di Indonesia.
Orang-orang mukmin yang mati syahid dalam sebuah peperangan maka ruh mereka berada di dalam perut burung yang berwarna hijau, dimana burung tersebut bisa berterbangan kesana kemari sesuka hatinya di dalam surga Allah Azza wa jalla. Mereka hidup di sisi Rabb-Nya Allah Azza wa Jalla dan mendapatkan rezeki yang banyak berupa makanan dan minuman. Mereka yang mati syahid tidak sia-sia karena mendapat gelar kehormatan dan kemuliaan dari Allah Azza wa Jalla yaitu “SYUHADA”. Mereka bergembira dan tidak bersedih hatinya karena mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah Azza wa Jalla.
Intinya dalam kedua ayat tersebut diatas dapat dipetik hikmahnya dari pelajaran sejarah umat Islam terdahulu di dalam peperangan dalam rangka menegakkan Kalimat TAUHID, dalam rangka berjuang di jalan Allah Azza wa Jalla dengan segenap jiwa dan raganya serta harta bendanya secara ikhlas maka umat Islam akan mendapatkan kemenangan yang hakiki dari orang-orang kafir. Umat Islam bersatu dan tidak gentar jika diserang oleh orang-orang kafir, tidak gentar dengan sebuah konspirasi kaum Kufar serta pembentukan opini publik atas konspirasinya dikarenakan ketauhidan mereka yang begitu tinggi dalam rangka mempertahankan sebuah kebenaran.
Apabila ada orang-orang non muslim (yang tidak beriman kepada Allah Azza wa Jalla) peduli dengan umat Islam ketika diserang secara sepihak itu hanya sebuah bonus yang di tampakan oleh Allah Azza wa Jalla bahwa manusia itu hidup saling tolong menolong bukan saling bermusuhan, membela kaum yang benar dan kaum yang lemah karena penindasan dan kedzoliman secara sepihak. Hal ini merupakan sebuah fenomena menjelang akhir zaman, bahwa munculnya peperangan terus menerus itu sebagai tanda-tanda kiamat Kubra sudah dekat, sehingga kita sebagai umat Islam yang memiliki keyakinan akan hal itu sudah tentu mempersiapkan diri sejak dini, dengan cara banyak menuntut ilmu-ilmu syar’iy supaya beribadah dan beramal sesuai dengan tuntunan syari’at Islam yang bersumberkan kepada 4 dalil yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyyas.
>>>
>>>
>>>
Ditulis dan Dirangkum oleh: Ummi_Laina Mokodongan
Bekasi_City, 02 Rabi’ul Akhir 1445 H/ 17 Oktober 2023 M
>>>
>>>
ARTIKEL DAN DESIGN BY: WWW.AZZAHROTUN.COM
Rujukan/Referensi
- Al-Qur’anul Kariim
- quran.kemenag.go.id
- Referensi : https://tafsirweb.com/1301-surat-ali-imran-ayat-169.html
- Referensi : https://tafsirweb.com/1302-surat-ali-imran-ayat-170.html