“KEUTAMAAN ILMU ATAS HARTA”
ILMU
- Ilmu warisan para Nabi
- Ilmu akan menjaga pemiliknya
- Ilmu akan bertambah jika diajarkan
- Jika meninggal dunia ilmu akan masuk bersamanya ke dalam kubur
- Ilmu adalah penguasa atas harta
- Ilmu bermanfaat hanya dapat diperoleh orang-orang beriman
- Orang yang berilmu dibutuhkan oleh para raja dan selain mereka
- Jiwa akan mulia dan bersih dengan mengumpulkan ilmu dan berusaha memperolehnya, hal itu termasuk kesempurnaan dan kemuliannya
- Ilmu mengajaknya untuk rendah hati dan melaksanakan ibadah
- Ilmu membawa dan menarik jiwa kepada kebahagiaan yang Allah ciptakan untuknya
HARTA
- Harta warisan para raja dan orang-orang kaya
- Pemilik harta dialah yang akan menjaga hartanya
- Harta akan habis dibelanjakan
- Jika meninggal dunia maka pemilik harta akan berpisah dengan hartanya
- Harta tidak berkuasa atas ilmu
- Harta bisa diperoleh orang-orang mukmin maupun kafir, orang baik maupun orang jahat
- Pemilik harta hanya dibutuhkan oleh orang-orang miskin
- Harta tidak membersihkannya, tidak menyempurnakannya bahkan tidak menambah sifat kemuliaan
- Harta mengajak jiwa kepada bertindak sewenang-wenang dan sombong
- Harta adalah penghalang antara jiwa dengan kebahagiaan tersebut
ARTIKEL SEDERHANA
” KEUTAMAAN ILMU ATAS HARTA”
Ada Sepuluh poin tentang pembahasan keutamaan ilmu atas harta tersebut diatas yang saya rangkum dari sebuah kitab karangan ulama yang bermanhaj Salaf (Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah) dimana beliau memaparkannya begitu terperinci dan penuh dengan hikmah, yaitu al-ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Hafizhahullahu Ta’ala.
Dari sepuluh poin tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa ternyata selama dalam menuntut ilmu-ilmu syar’iy saya menemukan sebuah jawaban secara jelas dan mendetail bahwa ilmu lebih utama daripada harta, karena begitu banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang membahas tentang ilmu syar’iy, mencari ilmu, mempelajarinya, mendalami ilmu, mengamalkan ilmu, mengajarkan ilmu dan sabar dalam ujian-Nya ketika sedang dalam mengamalkan dan mendakwahkan ilmu. Sedangkan mengenai harta hanyalah pendukungnya.
Ada empat poin pembahasan tentang ilmu dan harta, sebagai berikut;
- 1. Jika ada orang yang berilmu dan berharta maka ilmu lebih utama dan harta hanya sebagai pendukungnya di dalam menuntut ilmu, mengamalkan ilmu dan mendakwahkan ilmu, karena zaman sahabat nabi, tabi’in, tabiut tabi’in hingga ke ulama mutaakhirin dalam rangka menimba ilmu ad-dhin, mengamalkannya serta mendakwahkannya rela sampai kehabisan hartanya di dalam perjalanannya, karena ilmu itu sebagai sumber bagi hidupnya hati manusia, jika manusia tidak berilmu maka hatinya mati tidak bisa berbuat apa-apa di muka bumi ini. Dengan adanya ilmu maka fikiran manusia menjadi jernih, terang benderang, mudah menerima nasehat agama, bisa memahami sebuah dalil sebagai petunjuk di dalam beribadah hanya kepada Allah Ta’ala semata dan terbebas dari belenggu kebodohan. Orang yang berilmu dengan ilmunya dia mampu mengelola hartanya dengan baik dan benar. Pemahaman akan ilmu syar’iy mudah membuat manusia menerima kebenaran dari pada kedustaan, ketaatan akan muncul dengan sendirinya karena manusia mengenal siapa Rabb semesta alam yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan Jin dan Manusia yang tujuan utamanya untuk beribadah hanya kepada-Nya.
- Ilmu yang syar’iy itu bersumberkan kepada 4 dalil atau hujjah atau landasan hukum yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, Al- Ijma’ dan Qiyas. Apabila mampu memahami 4 dalil tersebut dengan baik dan benar maka selamatlah para Pendakwah, Penuntut ilmu syar’iy (Tholibul Ilmi) dari fitnah dunia yang begitu beratnya di ujikan oleh Allah Ta’ala kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.
- 2. Dan jika ada orang yang berilmu namun tidak berharta maka lebih berat lagi ujian kesabarannya karena tidak memiliki faktor pendukunganya yaitu harta didalam perjalannya menuntut ilmu, mengamalkan bahkan mendakwahkan ilmu, ada saja kendala yang di alaminya, baik kekurangan makanan, uang dan sebagainya. Fisiknya harus lebih tangguh lagi, sehat jiwa dan raganya, jika bisa melewati ujian-ujian dari-Nya maka disinilah keutamaan ilmu atas harta baginya, berilmu namun tak berharta. Namun dengan ilmu yang dimiliknya tersebut membuat manusia menjadi mulia, sedangkan harta benda yang tidak dimiliknya lebih bisa menahan dirinya dari syahwat dunia, cinta dunia, cinta harta, cinta popularitas, cinta kedudukan, cinta jabatan, cinta kemewahan, cinta kemegahan, cinta gombal dan sebagainya.
- 3. Kemudian jika ada orang yang berharta namun tak berilmu, maka harta tersebut akan membuat dirinya lupa daratan, lupa diri bahkan bisa berbuat dzolim terhadap sesama manusia. Dengan harta manusia membelanjakannya tanpa ilmu, hidup bersenang-senang, foya-foya, kemewahan dan kemegahan diraih namun tidak ada pengendalinya yaitu ilmu, tidak mengenal Rabb yang menciptakannya, tidak bisa beribadah kepada-Nya karena tidak memiliki ilmu. Disinilah letak kelemahan jika hanya berharta namun tidak memiliki ilmu, karena harta tersebut banyak membuat manusia tergelincir dan terjatuh kepada perbuatan dosa baik dosa kecil maupun dosa besar.
- 4. Terakhir jika ada manusia tidak diberi ilmu juga harta, yang ada kebodohan yang menguasainya dan lemah tak berdaya, fakir terhadap ilmu dan juga fakir terhadap harta. Betapa sayangnya hidup manusia jika berada pada posisi ini, hidupnya tidak memiliki tujuan hidup yaitu diciptakan-Nya jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata. Bagaimana bisa beribadah dengan benar jika ilmu saja tidak ada yang di pahami. Tidak ada keinginan sama sekali untuk mau mempelajari ilmu-ilmu agama yang ada hanya mau hidup merdeka, bebas dari belenggu aturan-aturan hukum yang dibuat oleh Allah Ta’ala, padahal jika besok meninggal dunia yang dibawah hanya amal ibadah saja bukan harta yang dibawa ke dalam kubur menemaninya.
Demikianlah rangkuman dan kesimpulan yang telah saya paparkan diatas, dan semoga kita semua setelah membaca tulisan ini semakin termotivasi lagi untuk terus mempelajari ilmu-ilmu agama Islam yang syar’iy, sehingga ilmu yang sudah dimiliki, sebagai bekal kita menuju alam keabadian-Nya, karena kita di dunia ini hanya singgah sebentar saja, tinggal menunggu waktunya masing-masing menghadap Allah Azza wa Jalla. Ilmu lebih utama daripada harta dan semoga yang berharta tergerak hatinya untuk mempelajari ilmu, mendalami ilmu, mengamalkan ilmu dan juga mendakwahkannya serta bersabar di dalam medan dakwahnya.
Wallahu’alam
>>>>>
>>>>>
>>>>>
>>>>>
>>>>>
Ditulis dan Dirangkum kembali oleh: Ummi_Laina
Bekasi_City, 14 Rabi’ul Awwal 1445 H/30 September 2023
ARTIKEL DAN DESIGN BY: WWW.AZZAHROTUN.COM
Sumber/Rujukan:
- “Menuntut ilmu jalan menuju surga”, oleh Syaikh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka At-Taqwa