Breaking News
Home / Dakwah Sunnah / QS. AL-BAQARAH:255

QS. AL-BAQARAH:255

TAFSIR SURAH AL-BAQARAH:255 (AYAT KURSI)

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

A. PENAFSIRAN ULAMA TAFSIR PADA AYAT KURSI

Dikutip dari Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari’ah Universitas Qashim – Saudi Arabia

1 ). Ayat kursi adalah ayat yang paling agung dalam al-qur’an, dan mentadabburinya lebih utama, dan ada banyak dalil yang menjelaskan bahwa disyari’atkannya bagi kaum muslimin untuk membaca ayat ini dalam beberapa hal, dan ada hak bagi yang membacanya dengan penuh tadabbur dan memahaminya, akan terisi dalam hatinya keyakinan, pengetahuan, dan keimanan, dan dengannya pula ia akan terjaga dari keburukan syaithon.

2 ). Tatkala Allah mengatakan : { اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ } Allah kemudian menyebutkan setelahnya : الْحَيُّ الْقَيُّومُ , yakni setelah Dia menyebutkan hak-Nya atas segala peribadatan dan sesembahan Allah langsung menyebutkan setelahnya sebabnya, yang merupakan kesempurnaan yang ada pada diri-Nya, maka tidak akan sah segala bentuk ibadah kecuali kepada dzat yang mempunyai sifat ini : { وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ } “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati” [al-Furqon : 58], dalam hadits dikatakan : (( وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ )) “dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah adalah Dzat Yang Mahahidup tidak akan mati”.

3 ). { اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ } Pada ayat ini ada penafian dan penetapan; yaitu menafikan segala bentuk pengakuan akan ketuhanan dan kesesaan selain Allah dan menetapkannya hanya kepada Allah semata, kemudian pembahasan ini kembali dijelaskan secara terperinci pada ayat selanjutnya : { فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا } “Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus” [ al-Baqarah : 256 ].

4 ). { اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ } Penafian sifat ngantuk dan tidur dari Allah sebagai penetapan bagi-Nya kesempurnaan hidup dan kelangsungan pengaturan-Nya yang tidak permah terhenti, dan penetapan kesemprnaan ilmu bagi Allah karena sesungguhnya sifat ngantuk dan tidur menyerupai kematian, maka kehidupan orang yang tidur hakikatnya adalah kehidupan yang lemah.

5 ). Diantara kesesuaian firman Allah : { لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ } setelah lafadzh tauhid { لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ } adalah bahwasanya kata { مَا } dalam ayat ini menunjukkan keumuman, yakni semua yang ada di langit dan di bumi adalah miliki Allah semata, semuanya adalah diantara hamba-hamba lainnya, maka bagaimana mungkin seorang hamba menyembah sesuatu yang hakikatnya juga sebagai hamba dan tidak menyembah pemilik dan penciptanya ?

6 ). Tatkala Allah berfirman : { اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ } Dia جل جلا له kemudian berfirman setelahnya : { لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ } dan diantara kesesuain dari dua kalimat ini adalah : bahwasanya hati-hati makhluk senantiasa bergantung kepada siapa yang memberinya rezki sebagaimana firman Allah dalam kisah Ibrahim : { إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ } “Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah” [al-Ankabut : 17] maka Allah menujukkan kepada mereka pintu rizki melalui penghambaan kepada-Nya dari pintu yang mereka sukai dengan hawa nafsu.


7 ). { لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ } Perhatikan seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh seorang tajir atau penguasa; sesungguhnya semua itu hanyalah sebesar dzarroh diantara luasnya alam ini, Ayat ini juga menyisyaratkan bahwa segala sesuatu yang miliki oleh tangan-tangan makhluq tempat kembalinya adalah kepada sang pencipta جل جلا له , Maha suci dzt yang kekayaan dan kekuasaan-Nya seluas langit dan bumi serta dunia dan akhirat.8 ). { وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ } Dan (kursi) bukanlah makhluq Allah yang paling besar, melainkan ada makhluq yang jauh lebih agung darinya yaitu ‘Arsy, dan apa yang tidak diketahui kecuali Allah yang tau tentangnya, dan pada keagungan makhluq-makhluq ini membingungkan fikiran dan melemahkan pandangan, dan menjadikan gunung-gunung bergetar, maka bagaimana dengan keagungan penciptanya dan penguasanya, dan dzat yang menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap tanpa merasa Lelah dan penat; maka dari itu Allah berfirman : { وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا } “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”.9 ). { وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ } : الْعَلِيُّ Dialah Allah satu-satunya dzat yang Maha tinggi, tinggi diatas segala sesuatu, dan { الْعَظِيمُ } Dialah satu-satunya dzat yang memiliki keagungan dalam diri-Nya, dalam kekuasaan dan ekrajaan-Nya, dan dalam sifat-sifatNya.

8 ). { وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ } Dan (kursi) bukanlah makhluq Allah yang paling besar, melainkan ada makhluq yang jauh lebih agung darinya yaitu ‘Arsy, dan apa yang tidak diketahui kecuali Allah yang tau tentangnya, dan pada keagungan makhluq-makhluq ini membingungkan fikiran dan melemahkan pandangan, dan menjadikan gunung-gunung bergetar, maka bagaimana dengan keagungan penciptanya dan penguasanya, dan dzat yang menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap tanpa merasa Lelah dan penat; maka dari itu Allah berfirman : { وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا } “Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya”.

9 ). { وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ } : الْعَلِيُّ Dialah Allah satu-satunya dzat yang Maha tinggi, tinggi diatas segala sesuatu, dan { الْعَظِيمُ } Dialah satu-satunya dzat yang memiliki keagungan dalam diri-Nya, dalam kekuasaan dan kerajaan-Nya, dan dalam sifat-sifatNya.

B. PENGAMALAN AYAT KURSI BAKDA SHALAT FARDHU DAN DALAM DZIKIR PAGI DAN PETANG

Membaca ayat kursi setelah shalat 5 waktu (shalat fardhu), menyebabkan seorang hamba bisa masuk kedalam syurga, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagai berikut;

: عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

«مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلاَ الْمَوْتُ»
.رَوَاهُ الْنَّسَائيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tiada yang menghalanginya masuk surga kecuali maut (kematian).” (HR. An-Nasai dan disahihkan oleh Ibnu Hibban) [HR. An-Nasai dalam Al-Kubra, 9:44 dan dikuatkan oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib, 2:453].*

Disamping itu juga Ayat kursi (Surat Al-Baqarah:255), bisa dijadikan sebagai amalan rutin dzikir pagi dan petang. Ketika memasuki pagi hari maka berdzikir satu kali dengan ayat kursi ini, dan ketika memasuki sore hari maka berdzikir satu kali juga dengan ayat kursi ini.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa membaca Ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari gangguan jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim (I/562), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (I/418, no. 662), Derajatnya;Shahiih).**

Olehkarena itu, maka ayat kursi ini bisa diamalkan pada dzikir pagi dan petang, dengan satu kali berdzikir. Sebagai tameng atau pun perisai, benteng diri seorang hamba dari gangguan Jin. Semoga kita mampu mengamalkannya dengan rutin dan hati yang ikhlas, semata karena Allah Azza wa Jalla.

Ditulis dan dirangkum oleh: Ummi Laina

Bekasi_City, Jumadil Awal 1444 H/ 30 November 2022 M


Al-Qur’anul Kariim

**Dzikir Pagi dan Petang, dan sesudah shalat fardhu, oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Asy Syafi’i.
Referensi https://tafsirweb.com/1021-surat-al-baqarah-ayat-255.html

*Sumber https://rumaysho.com/33864-bulughul-maram-shalat-membaca-ayat-kursi-bakda-shalat-sebab-masuk-surga.html



Check Also

DO’A (KETETAPAN HATI DAN KETAATAN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *